Rabu, 26 Januari 2011

Aksi Galang "Koin Untuk Presiden", Sindiran apa Penghormatan?

SBY curhat, itu hal biasa. Tiap kali ada persoalan genting dan beliau diberi wewenang untuk menyampaikan sikap pemerintah, biasanya diselingi dengan obrolan biasa yang sering disebut SBY Curhat.

Kali SBY curhat seputar gajinya yang tak naik selama 6 tahun menjabat di pertemuan TNI. Kontan aja ini jadi polemik di masyarakat. Banyak yang mengecam sikap SBy ini yang dianggap sembrono. Soalnya gaji SBY terbilang tinggi sekitar 63 juta, plus tunjangan operasional sekitar 2 milyar, padahal pendapatan masyarakat rata-rata hanya 2 juta dan ini semakin menurun di tengah himpitan naiknya harga pangan dan sulitnya mencari pekerjaan yang layak.

Belum lagi prestasi SBY selama memimpin dua periode ini tak ada kemajuan yang berarti. Kemajuan yang dicapai pemerintah hanya diatas angka-angka statistik, artinya hanya segelintir orang yang menikmati sedangkan sebagian besar rakyat menderita. Makanya itu dibilang prestasi pemerintah pimpinanan SBY jelek dibuktikan dengan menurunnya tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat. Dimana-mana rakyat berdemo, menentang pemerintah. Tapi yang paling mencolok kegagalan SBY membongkar skandal Century dan kasus mafia pajak dan mafia-mafia yang lainnya yang tumbuh subur di negeri ini.

Wajar kalo rakyat mengecam keras ucapan SBY dan menyindirnya dengan menggalang koin untuk SBY sebagai tambahan gaji. Meski dianggap kurang ajar, menurutku ide itu termasuk brilian dan cukup kreatif. Mungkin penggagas ide udah bosan diingetin lewat kata-kata, demo, mosi tidak percaya , bahkan teguran keras lewat tokoh-tokoh agama, tapi tak digubris. Makanya kali ini disindir dengan aksi galang koin untuk Presiden sebagai wujud akumulasi rasa kesal mereka. Jika ini juga tak ditanggapi serius dengan perbaikan kinerja, aku khawatir masalah akan semakin besar sehingga muncul peristiwa tahun 1998, yang diwarnai berdarah-darah.

Semoga saja ini tidak terjadi, dan Pemerintah lebih kerja keras meningkatkan kinerja, menunjukkan bukti hasil kerja nyata bukan janji atau prestasi di atas kertas. Aku yakin pemerintah bisa, kalo mau serius dan memang sungguh-sungguh mencintai rakyatnya.....

Kamis, 20 Januari 2011

Pemimpin Zalim Banyak yang Rontok

Sekarang eranya pemimpin yang zalim pada rakyatnya dan antek Barat jatuh berguguran. Diawali dari Tunisia dan diikuti negara-negara lainnya. Semakin banyak negara yang menentang hegemoni AS dan Barat yang hobi menjajah dan mengintervensi urusan dalam negeri negara lain..

Saatnya kita mendudukkan pemimpin yang adil yang mencintai rakyatnya dan rakyat mencintainya. Semoga di negara kita akan muncul orang seperti itu....

Warga non Muslim Rusia Menyerbu Toko-Toko Halal

Aku salut ama Rusia, yang merupakan negara komunis dengan komunitas Islamnya masih kalah jauh dari Indonesia, tapi mampu menyediakan produk-produk halal dari makanan, daging, pakaian, obat-obatan, kosmetik, dll. mereka punya lembaga yang mengendalikan mutu halal suatu barang. Peminatnya pun tak hanya dari kaum Muslimin, tpai juga orang nonis. Kapan ya negara kita bisa begitu???

Meski penduduk Muslim kita lebih banyak, terbesar di Indonesia, tpai pemerintah tak mampu menjamin produk-produk makanan dll yang dijual di toko-toko semuanya halal 10%. Jangankan kehalalannya, keamanannya pun masih diragukan. Semoga ini bisa segera terwujud.

SBY Antek Yahudi AS??? Bener nggak ya?


Kedekatan hubungan SBY dengan AS memang menimbulkan tanda tanya besar. Tampaknya hubungan dirinya dengan AS termasuk dalam hal ini Yahudi AS tidak hanya bersifat ekonomi politik, tetapi juga berdimensi emosional.

Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan dari pemimpin Indonesia belum mampu bahkan gagal menunjukan keberpihakan kepada rakyat kecil, apalagi kepada kaum Muslimin. Hal ini mungkin karena para pemimpin telah terbuai dengan posisi nyaman, sehingga yang terbesit dipikiran mereka hanyalah bagaimana mereka langgeng dan mengamankan kepemimpinannya. Atau justru kepemimpinan yang didapat karena besarnya andil dari AS sehingga mereka tidak bisa lepas dari balas budi dan kungkungan atau kuatnya cengkraman.

Para pemimpin bersedia melakukan apa saja dengan dalih kerjasama. Bila benar demikian, para pemimpin seperti itu layak dikatakan sebagai antek, budak yang harus mau mengikuti tuannya.

Dalam hal ini simaklah pernyataan SBY seperti di kutip dari International Herald Tribune (8/1/2003). Saat itu, SBY adalah seorang jenderal bintang tiga Angkatan Darat. Lelaki yang bertubuh tegap dan nampak gagah ini mengatakan, “I Love the United States, With all its faults. I consider it my second country”, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih, “Saya mencintai Amerika dengan segala kesalahannya. Saya anggap Amerika adalah negeri kedua saya”. 

Pernyataan demikian dideklarasikan oleh SBY ketika menjabat sebagai Menkopolkam pada era Presiden Megawati Soekarno Putri. Ucapan semacam itu boleh jadi disampaikan untuk memperoleh credit point dari Pemerintahan AS. Dengan dukungan dari Pemerintah AS, kemudian SBY mendirikan Partai Demokrat, nama yang sama seperti Partai Demokrat di AS. Ternyata strategi tersebut berhasil membawa SBY menjadi Presiden Indonesia."

Untuk lebih jelasnya baca aja di situs itu sendiri or cari bukunya (Kalo ketemu, tolong dikopi satu, aku juga mau baca)

Wel, aku sendiri nggak bisa koment berita ini benar apa nggak, hanya SBY yang tahu. Buku ini hanya semacam referensi aja dan membuat kita lebih jeli memandang SBY dan kebijakannya, minimal kita tahu kenapa ada orang menuduhnya antek Yahudi-AS.

Jangan kita membabi buta membelanya meski sudah nyata kesalahannya dan jangan pula menuduhnya tanpa bukti yang nyata, hanya berdasarkan asumsi saja, bagaimanapun ia seorang Muslim yang harus kita hormati. Haram hukumnya menjatuhkan nama baik sesama saudara seiman hanya gara-gara iri hati. Tunjukkan bukti dan saksi bahwa kata-kata anda itu benar.

Senin, 17 Januari 2011

Berjilbab Penting Nggak Sich

"Lebih baik mana berjilbab, tapi nggak pernah sholat dan sering maksiat dengan orang tak berjilbab, tapi rajin sholat dan senang beramal sholeh??"


Menurutku dua-duanya sama buruknya. Tak perlu lah kita memilih diantara keduanya. Keduanya (sholat dan jilbab) sama-sama aturan Allah SWT. Sebagai Muslimah yang baik tentu saja kita mesti taat pada aturan-Nya . Jangan malah bikin aturan sendiri. Baik buruknya kita, ahli surga apa neraka Allah SWT lah yang menentukan, bukan manusia.

Tapi Allah kan ghoib, nggak bisa dilihat dan diajak bicara secara langsung. Gimana kita bisa tahu?

Itulah kegunaan seorang Nabi dan Rasul, utusan Allah SWT. Dari merekalah kita tahu apa kriteria orang baik dan yang buruk, standarnya baku, nggak akan berubah meski berubahnya jaman dan trend. Jika kita mencontoh mereka kita nggak akan salah jalan, menganggap hal yang buruk itu baik dan sebaliknya.

Tapi kan para Nabi dan Rasul sudah tak ada? Lalu kepada siapa kita bertanya?

Kita dapat mengetahuinya lewat kitab suci al Qur'an dan para alim Ulama' yang lebih paham hukum-hukum agama. Dari kitab suci al Qura'an surat an Nur ayat 31 dan surat al Ahzab ayat 59, seorang Muslimah wajib berjilbab, sama wajibnya sholat lima waktu dan ibadah puasa. Siapa yang tak berjilbab, berarti ia kufur dengan ayat ini sekaligus kufur pada al Qur'an.

So jangan tersinggung dibilang "Perlu ditanya keimanannya." saat kita tak mau berjilbab. Jilbab itu bukan produk budaya Arab. Secara historis, sebelum Islam datang orang Arab tak berjilbab. Mereka memang memakai jubah, selendang, dll, karena emang udah dari sono budayanya, tapi masih terlihat auratnya seperti leher, dada, dll. nah setelah Islam datang baru seluruh tubuh harus ditutup, hanya boleh terlihat telapak tangan dan wajah. Kalo cadar sich just buat istri nabi SAW so nggak wajib make.

Tapi kan berat mesti pake jubah panjang, tebal dan warna hitam, kayaknya suram banget.

Kalo bahan, motif, dan warna nggak ditentukan terserah kita, yang penting nutup aurat. Sekarang banyak kok jubah yang modis, Syar'i, berbahan yang sesuai corak budaya Indonesia yang bisa dipadupadankan dengan kerudung aneka mode.

Sekarang nggak ada alasan lagi untuk tidak berjilbab. Ingat jilbab itu bukan kain penutup tubuh, tapi sebuah identitas kita sebagai Muslimah yang merdeka, wujud kecintaan dan kepatuhan kita kepada Allah SWT. Ribet dikit nggak masalah, yang penting nggak ribet di akhirat kelak, toh jilbab hanya dipake pas kita keluar rumah doang.

Sholat yang Terlupakan.....

Minggu lalu aku melakukan perjalanan dari Bogor ke Jawa dengan tujuan Blora, naik bus Garuda Mas. Perjalanannya lumayan lancar, nggak terlalu macet. Aku sempat ketiduran, bangun-bangun dah sampai Subang. Karena udah terlanjur bangun, aku puas-puasin ajan lihat-lihat pemandangan. Aku nggak ngobrol sesama penumpang coz mereka pada tidur, capek kali.

Bis berhenti di Cirebon untuk makan malam di sebuah restoran tepat jam 18.00 WIB. Aku pergi makan dulu, belum terdengar suara adzan gitu lhoh. Makanannya lumayan enak, aku makan dgn lahap. Abis perut kenyang, aku ambil air wudhu.

Duhh, miris banget, dari 2 armada bus dengan penumpang kurang lebih 50an, yg menyambangi mushola nggak lebih dr 10 orang. Cowoknya hanya ada 2 orang, sedangkan yg cewek mungkin 5 ke atas. Aneh ya????

Kemana perginya penumpang berjilbab yang jumlahnya cukup banyak. Masa sich mereka lagi datang bulan rame-rame???? Well mungkin aja, kita kan nggak tahu. Tapi penumpang cowoknya nggak mungkin kan lagi datang bulan??? atau nonis semua.

Wow ini luar biasa. Tapi masa sich??? Ada kebetulan sehebat itu?

Aku bilang hebat karena tiap aku melakukan perjalanan ini yang selalu terjadi. Miris ya? Saat lagi susah begini bukannya semakin mendekat pada Sang Pencipta tapi malah semakin jauh. Ini sich membuat hidup semakin jauh dari rahmat-Nya. Mungkin saja saat ini kita selalu dirundung duka nestapa, bencana datang silih berganti karena kita sebagai umat Islam, menjauhi Masjid dan mendekat ke pub, klub-klub, warung remang-remang, dlll tempat maksiat. Wallahu Alam bi Showab.

TIPS Dari Akoe, Nich....
1. Cari tahu dulu jadwal sholat
Untuk itu kita mesti bawa jam, mo jam HP or jam tangan terserah yang penting kita tahu waktu. Kalo nggak punya keduanya, tanya aja ama penumpang yang lain. Masa sich dalam satu kendaraan nggak ada yang bawa HP apa jam? Hari gini githu loh.

2. Rencanakan mau pake kendaraan jenis apa buat bepergian, mobil pribadi, bus umum, kereta api atau malah pesawat. Ini penting untuk merancang kapan kita bisa melakukan ibadah sholat.

Paling mudah kalo pake kendaraan pribadi bisa berhenti semau kita, jadi nggak perlu pusing-pusing. Nah susah kalo naik kendaraan umum karena kita mesti mengikuti jadwal perjalanan kendaraan sesuai yang ditentukan oleh perusahaan. Kalo yang ini kita mesti ati-ati emgnatur jadwal, salah dikit waktu sholat melayang dech.

Untuk perjalanan di sekitar wilayah Jawa usahakan tahu kapan kendaraan berhenti dan berapa lama? Waktu berhenti itu bisa kita manfaatkan untuk sholat. Jika tidak dapat berhenti di musholla, kita bisa sholat di kendaraan.

So tak ada lagi alasan buat ninggalin SHOLAT. Ingat Sholat itu amalan pertama yang ditanya di hari akhir nanti. Kalo ibadah yang satu ini kita nggak beres alamat siap-siap menghuni neraka jahanam. Ihhhh Syeremmm